Sabtu, 06 Agustus 2011

Kata Mutiara Islam


Berikut adalah kata mutiara islam , dan kata mutiara persahabatan ……
-Cobalah mengubah setiap malapetaka yang menimpamu menjadi sebuah pelajaran dan kesempatan.
-Jangan berusaha menjadi orang yang berhasil Berusahalah menjadi orang yang berguna .
-Jadilah orang-orang yang sholeh, karena orang-orang yang sholeh akan bahagia di dunia dan akherat . Dan jadilah orang-orang yang benar, jangan menjadi orang yang pintar, karena orang yang pintar belum tentu benar, tetapi orang yang benar sudah pasti pintar.
-Apakah kamu mau tahu kunci-kunci surga itu ? Kunci Surga sebenarnya adalah “Bissmillahirraman nirrahim”.
-Enggan hidup kalau tidak mulia,enggan mati kalau tidak masuk surga.
-Kesederhanaan dalam segala hal sesuatu adalah hasil karya tertinggi manusia.
-Jangan katakan tidak sebelum mencobanya.
-jalanilah hidup dengan ikhlas dan jujur.
-Motor tanpa bensin tak bisa jalan,hidup tanpa iman berantakan,beriman selagi masih ada kesempatan.
-Tidak ada pelajaran yang lebih bermakna selain dari pada pengalaman salam ukhuwah.
-Cintailah hidup karena hidup adalah cinta.
-Berikanlah senyummu untuk semua orang.Tapi, berikanlah hatimu hanya untuk seorang.
-Membri yang terbaik untuk orang lain akan berguna dan berarti bagi diri sendiri.
-Rendah hatilah,tapi jangan rendah diri,terlebih jangan merendahkan orang lain.
-Hiasi harimu dengan senyuman karena senyum itu sebagian dari iman.
-Sholatlah engkau di belakang iman,sebelum engkau disholatkan di depan imam.
-Tidak ada sesuatu yang lebih berharga bagi manusia dari pada budi bahasanya.
-Perilakukanlah kaum wanita dengan baik.
-Sabar dan istiqomah merupakan kunci keberhasilan.
-Janganlah engkau melakukan perbuatan yang engkau malu mengerjakannya secara terang-terangan.
-Belajarlah kita selagi masih hidup karena hidup adalah untuk belajar.
-Hidup hanyalah sebuah fatamorgana,jadikanlah hidup itu nyata dengan sebuah iman yang kuat.
-bahaya kedermawaan adalah berlebih-lebihan dalam pemberian,bahaya pembicaraan adalah dusta,bahaya ilmu adalah lupa.
-Janganlah membuka aib orang karena dengan membuka aib orang sama dengan membuka aib sendiri.
-Bila ilmu sudah tiada jangan putus asa dan jangan salahkan wanita karena bukan 100% kesalahan kaum hawa.
-Senyum itu indah dan juga merupakan ibadah.
-Sungguh telah beruntung orang yang mensucikan dirinya.
-Keserakahan akan harta tidak akan membawakan kebahagiaan dan amal ibadahmulah yang akan membawa kebahagiaan di akhirat nanti.

Inilah teladan Rasulullah menghadapi orang-orang yang memusuhinya. Meski disakiti, beliau tetap berbuat baik. Nah, bagaimana dengan kita? Semoga kita termasuk orang-orang yang meneladani beliau...

Nabi SAW bukanlah seorang kekasih Allah SWT yang dimanjakan Tuhan. Beliau harus berjuang dan bekerja keras dalam mengemban amanah Allah selaku utusan-Nya. Beliau sering dihina, dicaci, dan diancam oleh musuh-musuhnya dalam memperjuangkan tegaknya kebenaran ajaran Islam.
Dalam suatu masa, tiap kali Rasulullah membuka pintu pagi-pagi untuk menjalankan shalat Subuh di masjid, sudah tertumbuk di ambang pintu rumah beliau kotoran. Nabi mengambil air dan membersihkan tempat itu dahulu, baru bisa meneruskan niatnya.
Besoknya, pagi-pagi, bukan setumpuk kotoran manusia yang beliau dapatkan di muka pintu, malah dua tumpuk besar. Dan esok harinya, bertambah lagi hingga tingga gundukan besar. Demikianlah selanjutnya.
Namun Nabi tidak mengeluh. Dengan sabar beliu bersihkan sendiri tempat bernajis itu tiap hari, sampai akhirnya orang jahat yang melakukan perbuatan keji itu merasa bosan sendiri dan menghentikan tindakannya menumpuk kotoran di depan pintu rumah Nabi SAW.
Lepas kejadian itu, Nabi belum terbebas dari kejahatan musuh-musuhnya. Tiap kali beliau melalui sebuah rumah berloteng dalam perjalanan ke masjid, selalu dari jendela atas ada seseorang yang membuang air najis ke kepala beliau. Begitu yang beliau alami setiap hari. Namun Nabi tidak marah. Bahkan tatkala beberapa hari sesudah itu tidak ada air najis yang ditumpahkan ke kepalanya dari jendela loteng itu, Nabi bertanya kepada para sahabat.
“Ke mana orang yang tinggal di loteng atas itu?”
“Ada apa ya Rasulullah?” tanya para sahbat, sebab mereka heran mengapa Nabi menanyakan keadaan orang kafir yang menghuni loteng atas itu.
“Tiap hari biasanya ia selalu memberikan sesuatu kepadaku. Hari ini tidak. Jadi aku bimbang tentang keadaannya.”
“Kebimbanganmu tidak keliru, ya Rasulullah. Orang itu sedang sakit keras dan tidak keluar dari kamarnya.”
Maka Nabi SAW menyuruh istrinya menyiapkan makanan untuk beliau bawa sendiri ke rumah orang jahat itu, sambil menengok keadaan sakitnya dan mendoakan agar cepat sembuh.
Orang itu sangat terperanjat menerima kedatangan Rasulullah dengan membawa makanan yang lezat-lezat, padahal setiap hari ia memberikan air najis kepadanya. Orang itu pun amat malu dan menangis-nangis minta maaf.
Dengan lapang dada Rasulullah memberi maaf, sehingga orang itu kemudian menjadi sahabat setia. Apalagi dari kalangan kaum lain. Sedangkan paman Nabi saja, Abu Jahal, juga sangat jahat kepadanya. Pernah Abu Jahal mengirim utusan yang mengatakan bahwa ia tengah menderita demam hebat, ingin ditengok oleh Rasulullah SAW.
Sebagai kemenakan yang berbakti, Rasulullah segera bergegas hendak berangkat menuju rumah Abu Jahal.
Pemimpin orang musyrik itu sebetulnya tidak sakit. Ia telah menyiapkan lubang di depan pembaringannya yang di atasnya ditutup dengan permadani, sedangkan di dalam lubang itu telah dipasanginya beberapa tonggak yang runcing-runcing. Maksudnya untuk menjerumuskan Nabi SAW ke dalamnya.
Nabi kedengaran mulai melangkah masuk ke dalam kamar Abu Jahal. Tokoh busuk itu cepat-cepat menutupi badannya dengan selimut sambil pura-pura merintih. Namun dalam pendengaran Rasulullah, rintihan Abu Jahal itu tidak wajar dan berlebih-lebihan, tidak sesuai dengan wajahnya yang tetap cerah dan kemerahan.
Maka Nabi pun tahu, pasti Abu Jahal sedang menyiapkan jebakan untuknya. Karena itu, begitu beliau hampir menginjak permadani yang di bawahnya menganga sebuah lubang berisi tonggak-tonggak runcing, beliau segera permisi lagi dan keluar tanpa sepatah kata pun.
Abu Jahal terkejut. Ia bangun dan memanggil-manggil Nabi agar datang mendekat kepadanya. Karena Nabi tidak menggubris, Abu Jahal lalu bangkit dan melompak ke permadani hendak mengejar Nabi. Ia lupa akan perangkap yang dibuatnya sendiri. Akibatnya ia terjerumus sendiri ke dalam lubang itu dan menderita luka-luka yang cukup parah.
Akhirnya terpenuhi juga keinginan Abu Jahal ingin ditengok Rasulullah. Sebab setelah terperosok ke lubang itu ia betul-betul sakit. Nabi pun datang membawakan makanan-makanan lezat yang diterima Abu Jahal dengan muka kecut.
Begitulah teladan Rasulullah dalam menghadapi orang-orang yang jahat dan ingin mencelakakannya. Beliau membalasnya dengan kebaikan. Air tuba dibalas air susu. Dan ini membuat musuh-musuhnya malu, insyaf, lalu meminta maaf, bahkan ada pula yang menerima risalah Rasulullah. Kecuali, tentu saja, Abu Jahal, karena gembong kaum musyrikin ini, meski mengetahui  kebenaran risalah Rasulullah, hatinya telah tertutup oleh kesombongannya. 

Majalah-Alkisah

Jumat, 05 Agustus 2011

Posting Pertama

Ini merupakan posting pertama saya teman-teman... saya ingin menulis tentang Menghormati Bulan Suci Ramadhan
Sebelum memasuki bulan puasa (Ramadhan), ada baiknya kita mengambil hikmah dari kisah ini. Sebuah kisah yang pernah diceritakan oleh Syaikh Usman al-Khaubawi dalam kitab Durratun Nashihin.
Dalam kitab tersebut, Syaikh Usman mengisahkan serombongan jemaah yang masuk surga tanpa terlebih dahulu dihisab amalnya, tanpa melintasi shirat, dan tanpa pula diketahui oleh malaikat penjaga surga. Dan, ketika ditanya mengapa bisa masuk surga tanpa proses hisab, mereka menjawab, ”Kami sewaktu di dunia beramal dan taat kepada Allah dengan penuh rahasia. Maksudnya, tanpa pamrih atau tanpa dorongan popularitas sehingga kami diantarkan ke surga secara rahasia pula.”
Mereka yang dengan kesadaran sendiri menutup warungnya itu ibarat seorang majusi yang masuk surga karena melarang anaknya makan di tempat umum di bulan Ramadhan. Seperti dikisahkan Syaikh Usman al-Khaubawi di bagian lain dari kitab Durratun Nashihin: ”Hai para malaikat-Ku, jangan biarkan ia mati dalam agama majusinya, angkatlah ia menjadi Muslim, sebab ia telah menghormati bulan suci Ramadhan.”
Namun, kalau ternyata memang hanya sedikit dari para pemilik tempat hiburan atau warung yang bersikap seperti seorang majusi di atas, niscaya hal ini justru membuat ibadah puasa semakin nikmat. Nilai sebagai ibadah rahasia pun tetap terjaga.